Jenis-jenis Atrofi Otot dan Cara Mengatasinya
sfidnfits.com – Atrofi otot adalah penyusutan atau pengecilan massa otot yang disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kurangnya penggunaan otot sampai penyakit yang serius.
Jenis-jenis Atrofi Otot dan Cara Mengatasinya
Atrofi otot dapat terjadi di seluruh tubuh atau di area tertentu saja, tergantung pada penyebabnya. Ketika otot mengalami atrofi, kekuatan dan kemampuannya untuk berkontraksi secara efektif dan efisien menjadi berkurang.
Ada beberapa gejala atrofi otot yang bisa Anda perhatikan, seperti:
- Otot terlihat lebih kecil
- Kekuatan otot menurun
- Otot terasa lemah dan kaku
- Rentang gerak menjadi terbatas
- Sulit melakukan gerakan yang memerlukan kekuatan otot
- Kulit tampak kendur meski berat badan tetap
- Reflek otot menjadi lebih lambat atau hilang pada area yang terkena atrofi
- Kesemutan dan mati rasa
Jenis-jenis Atrofi Otot
Ada berbagai jenis atrofi otot berdasarkan penyebabnya. Berikut adalah empat jenis atrofi yang paling umum:
1. Physiologic Atrophy
Physiologic atrophy (atrofi fisiologis) adalah penyusutan jaringan yang terjadi karena otot tidak digunakan secara aktif dalam jangka waktu yang lama.
Atrofi fisiologi biasanya terjadi pada orang-orang yang kurang aktif, malas bergerak, terlalu lama duduk, harus melakukan bed rest, atau mereka yang mengalami koma.
Cara mengatasi atrofi otot akibat kurangnya penggunaan, yakni:
- Melakukan latihan fisik secara teratur untuk membangun kembali kekuatan dan massa otot.
- Pilihlah latihan kekuatan dan ketahanan, seperti angkat beban dan aerobik.
- Melakukan fisioterapi untuk memulihkan fungsi otot.
2. Pathologic Atrophy
Pathologic atrophy (atrofi patologis) adalah penyusutan jaringan otot yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Misalnya, seperti malnutrisi (kekurangan nutrisi), autoimun, cushing syndrome, kanker, cachexia, kontraktur otot, dll.
Cara mengatasi atrofi otot patologis, di antaranya:
- Menjalani pengobatan sesuai dengan penyakit yang diderita.
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu.
- Melakukan terapi fisik untuk memperbaiki fungsi dan kekuatan jaringan otot.
- Memperbaiki gaya hidup dengan aktif bergerak dan menjaga asupan nutrisi harian.
3. Neurogenic Atrophy
Neurogenic atrophy (atrofi neurogenik) adalah penyusutan jaringan yang terjadi akibat adanya kerusakan atau gangguan pada saraf yang mengendalikan otot tersebut. Contohnya, seperti pada penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), Multiple Sclerosis (MS), stroke, carpal tunnel, cerebral palsy, dan lain-lain.
Cara mengatasi atrofi neurogenik, di antaranya:
- Melakukan terapi fisik dan stimulasi saraf.
- Mengonsumsi obat-obatan untuk memperbaiki kondisi saraf dan mengurangi atrofi.
- Menggunakan alat bantu atau alat penyangga seperti brace untuk mendukung fungsi motorik dan mobilitas.
- Rutin melakukan olahraga ringan hingga sedang.
4. Age-Related Atrophy
Age-related atrophy (atrofi terkait usia) adalah penyusutan jaringan otot karena proses penuaan seseorang. Kondisi ini sering disebut juga sebagai sarcopenia.
Sarcopenia bisa menyebabkan kelemahan, gangguan mobilitas, sampai penurunan kualitas hidup pada orang lanjut usia.
Cara mengatasi age-related atrophy, yaitu:
- Rutin melakukan olahraga ringan atau sedang, seperti berjalan kaki, berenang, dan bersepeda.
- Mengonsumsi nutrisi seimbang.
- Mengonsumsi suplemen tertentu, seperti whey protein dan Vitamin D
- Melakukan terapi hormon bila diperlukan
- Melakukan rehabilitasi dan fisioterapi untuk meningkatkan kekuatan dan mobilitas otot.
Bagaimana Cara Mencegah Atrofi Otot?
Jika Anda ingin mencegah atrofi otot maka hal yang paling penting adalah menerapkan gaya hidup yang aktif dengan rutin berolahraga.
Olahraga dapat menjaga massa, kekuatan, dan fleksibilitas otot. Dengan begitu, atrofi tidak akan terjadi karena otot akan terstimulasi untuk selalu berkembang.
Selain itu, Anda bisa mencegah atrofi otot dengan mengonsumi makanan bernutrisi yang mengandung protein, karbohidrat, lemak sehat, serat, vitamin, dan mineral. Pastikan untuk memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). Anda boleh mengonsumsi suplemen, seperti protein, Vitamin D, kalsium, dan zat besi bila diperlukan.
Terakhir, hindari rokok dan alkohol karena keduanya dapat memicu atrofi otot dan masalah kesehatan lainnya.