Waspadai, Ini 7 Dampak Kekurangan Protein Bagi Tubuh
sfidnfits.com - Kekurangan protein adalah kondisi di mana seseorang tidak mendapatkan jumlah protein yang cukup dari makanan yang mereka konsumsi. Bahkan, penelitian menunjukkan diperkirakan satu miliar orang di seluruh dunia menderita asupan protein yang tidak memadai.
Protein sendiri adalah blok pembangun otot, kulit, enzim, dan hormon dalam tubuh, dan itu memainkan peran penting dalam semua jaringan tubuh.
Terlalu sedikit protein yang dikonsumsi dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh yang berkembang dalam jangka waktu yang lama, seperti pengecilan otot.
Sementara, bentuk kekurangan protein yang paling parah dikenal sebagai Kwashiorkor. Ini paling sering terjadi pada anak-anak di negara berkembang, di mana kelaparan dan pola makan yang tidak seimbang sering terjadi.
Kekurangan protein bisa mempengaruhi hampir semua aspek fungsi tubuh. Akibatnya, ini terkait dengan banyak gejala. Jika kamu penasaran apa saja dampak kekurangan protein, inilah yang perlu kamu tahu!
Waspadai, Ini 7 Dampak Kekurangan Protein Bagi Tubuh
1. Pembengkakan
Salah satu tanda paling umum bahwa kamu tidak mendapatkan cukup protein adalah pembengkakan, atau yang juga disebut Edema, dan ini terjadi terutama di perut, tungkai, kaki, dan tangan.
Para ilmuwan percaya hal itu disebabkan oleh jumlah albumin serum pada tubuh yang rendah, yang merupakan protein paling melimpah di bagian cair darah, atau plasma darah.
Salah satu fungsi utama dari albumin adalah menjaga tekanan onkotik, yakni kekuatan yang menarik cairan ke dalam sirkulasi darah. Dengan cara ini, albumin mencegah akumulasi cairan dalam jumlah berlebihan di jaringan atau kompartemen tubuh lainnya.
Karena kadar albumin serum manusia berkurang, kekurangan protein yang parah menyebabkan tekanan onkotik lebih rendah. Akibatnya, cairan menumpuk di jaringan sehingga menyebabkan pembengkakan.
2. Perubahan suasana hati
Otak menggunakan bahan kimia yang disebut Neurotransmitter untuk menyampaikan informasi antar sel. Banyak dari neurotransmiter ini terbuat dari asam amino, yang merupakan bahan utama penyusun protein.
Jadi, kekurangan protein dalam makananmu bisa berarti tubuhmu tidak dapat membuat cukup neurotransmiter tersebut, dan itu akan mengubah cara kerja otak.
Dengan kadar dopamin dan serotonin yang rendah, kamu mungkin merasa tertekan atau terlalu agresif saat melakukan sesuatu.
3. Masalah rambut, kuku, dan kulit
Kekurangan protein sering meninggalkan bekas pada kulit, rambut, dan kuku, yang sebagian besar terbuat dari protein serat, yakni elastin, kolagen, dan keratin.
Ketika kamu tidak mendapatkan asupan protein yang cukup, maka tubuhmu tidak dapat membuatnya. Akibatnya, kamu bisa memiliki rambut yang rapuh atau mudah rontok, kulit kering dan terkelupas, dan tonjolan yang dalam di kukumu.
Namun, gejala ini tidak mungkin muncul, kecuali kamu mengalami kekurangan protein yang parah.
4. Kehilangan massa otot
Ototmu adalah cadangan protein terbesar tubuhmu. Ketika asupan protein harianmu kurang, tubuh cenderung mengambil protein dari otot rangka untuk mempertahankan jaringan dan fungsi tubuh yang lebih penting.
Akibatnya, kekurangan protein menyebabkan pengecilan otot seiring waktu. Bahkan, kekurangan protein dalam jumlah sedang dapat menyebabkan pengecilan otot, terutama pada orang lanjut usia.
Satu studi pada pria dan wanita lanjut usia menemukan bahwa kehilangan otot lebih besar di antara mereka yang mengonsumsi protein dalam jumlah paling rendah.
5. Tubuh menjadi lemah dan sering lelah
Tidak makan cukup protein dalam seminggu dapat memengaruhi otot yang bertanggung jawab atas postur dan gerakanmu, terutama jika kamu berusia 55 tahun atau lebih.
Hal ini terjadi karena kekurangan protein dapat membuatmu kehilangan massa otot, yang pada gilirannya mengurangi kekuatanmu, membuatmu lebih sulit menjaga keseimbangan, dan memperlambat metabolisme tubuh.
Ini juga dapat menyebabkan anemia, ketika sel dalam tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen, yang membuatmu lelah.
6. Meningkatkan nafsu makan secara berlebihan
Ketika asupan proteinmu tidak mencukupi, tubuhmu berusaha memulihkan status proteinmu dengan meningkatkan nafsu makan, mendorongmu untuk mencari sesuatu untuk dimakan
Meski begitu, keinginan untuk makan ini sering kali membuat orang ingin memakan makanan yang gurih, yang cenderung mengandung banyak kalori per sajiannya, tapi proteinnya rendah.
Jika kekurangan protein terus berlanjut dan nafsu makan terus bertambah, penambahan berat badan mungkin akan terjadi.
7. Luka dan cedera lambat sembuhnya
Efek kekurangan protein juga dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Fungsi kekebalan yang terganggu dapat meningkatkan risiko atau tingkat keparahan infeksi atau luka, di mana ini merupakan gejala umum dari kekurangan protein yang parah.
Hal yang sama tampaknya berlaku untuk kondisi cedera dan kecelakaan terkait olahraga lainnya. Kondisinya akan lama untuk sembuh.
Itulah tadi beberapa dampak kekurangan protein bagi tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa tubuh mendapatkan asupan protein yang cukup sesuai dengan kebutuhan harian.
Kebutuhan protein harian dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan.
Namun, secara umum, kebutuhan protein harian untuk orang dewasa sehat adalah sekitar 0,8 gram per kilogram berat badan per hari. Sumber protein yang baik yang bisa kamu konsumsi antara lain daging, ikan, telur, produk susu, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
Referensi:
- Webmd, (2022). Signs You're Not Getting Enough Protein.
- Healthline, (2017). 8 Signs and Symptoms of Protein Deficiency.