Isometrik vs Isotonik, Apa Saja Perbedaan dan Contohnya?
sidnfits.com – Isometrik dan isotonik adalah dua jenis kontraksi otot yang sering digunakan dalam latihan atau pun terapi fisik. Kira-kira, seperti apa perbedaan dan contoh gerakannya? Simak informasinya berikut ini.
Isometrik vs Isotonik, Apa Saja Perbedaan dan Contohnya?
Isometrik dan isotonik adalah dua jenis latihan fisik yang berbeda. Terutama dalam hal bagaimana otot berkontraksi dan bergerak serta hasil latihan yang bisa didapatkan.
Mari kita bahas dua jenis kontraksi otot ini dengan lebih dalam agar Anda bisa menerapkan latihan yang sesuai dengan kebutuhan, tujuan, atau pun keadaan Anda saat ini.
Apa Itu Isometrik?
Isometrik adalah jenis latihan di mana otot mengalami kontraksi tanpa adanya pergerakan sendi (tubuh tetap diam dalam posisi tertentu selama beberapa waktu).
Dalam latihan isometrik, panjang otot tetap sama, sementara kekuatan yang harus dikeluarkan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Contoh latihan isometrik adalah plank dan bridge.
Apa Itu Isotonik?
Isotonik adalah jenis latihan di mana panjang otot mengalami kontraksi karena adanya pergerakan sendi (tubuh bergerak secara dinamis atau pun berulang).
Selama latihan isotonik, otot akan memendek dan memanjang secara bergantian saat melawan resistensi tertentu. Contohnya, seperti push up dan bench press.
Jenis-jenis Isotonik
Isotonik terbagi menjadi dua jenis, yaitu kontraksi eksentrik dan kontraksi konsentrik.
1. Kontraksi Eksentrik
Kontraksi eksentrik adalah otot yang menjadi lebih panjang atau meregang saat melawan gravitasi atau beban eksternal. Biasanya terjadi saat otot menahan beban yang lebih berat dari. Contohnya saat Anda sedang melakukan pull-up.
2. Kontraksi Konsentrik
Kontraksi konsentrik adalah otot yang yang mengalami kontraksi dan ketegangan secara bersamaan karena menerima beban yang disertai dengan pemendekan otot. Contohnya saat melakukan squat dan bicep curl.
Baca Lagi:
Bolehkah Minum Air Dingin Setelah Olahraga? Ini Jawabannya
Perbedaan Manfaat Isometrik dan Isotonik
Latihan isometrik dan isotonik memiliki perbedaan manfaat yang cukup signifikan. Anda perlu mengetahuinya agar dapat memilih jenis latihan yang sesuai dengan kebutuhan, tujuan, maupun kondisi pribadi.
Manfaat Latihan Isometrik
Manfaat latihan isometrik adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kekuatan Otot secara Spesifik
Latihan isometrik dapat membantu meningkatkan kekuatan otot secara spesifik karena harus menahan posisi tertentu selama beberapa waktu.
2. Stabilitas Sendi
Latihan isometrik memungkinkan Anda untuk fokus pada penguatan otot stabilisator, yaitu otot-otot kecil yang berperan dalam menjaga stabilitas sendi.
Selain itu, latihan isometrik memerlukan keterlibatan koordinasi yang tinggi antara otot dan sistem saraf. Dengan mengembangkan koordinasi neuromuskular ini, Anda dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk merespons dengan cepat terhadap perubahan posisi atau tekanan pada sendi.
3. Mudah Dilakukan saat Gerakan Fisik Terbatas
Latihan isometrik mudah dilakukan saat gerakan fisik terbatas. Entah itu karena cedera, penyakit atau kondisi medis tertentu, atau pun karena tempat berlatih yang kurang memungkinkan untuk Anda bergerak.
Baca Juga:
Jadwal Latihan Gym 6 Kali Seminggu untuk Hipertrofi Otot
Manfaat Latihan Isotonik
Manfaat latihan isotonik adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kekuatan dan Fleksibilitas
Latihan isotonik bisa membantu meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas otot. Itu karena otot-otot harus berkontraksi secara aktif untuk mengatasi hambatan yang diberikan. Proses ini memicu otot untuk menjadi lebih kuat dengan meningkatkan jumlah serat otot dan meningkatkan koordinasi antar-serat otot.
Selain itu, latihan isotonik sering melibatkan rentang gerak penuh pada sendi. Ini akan membantu mempertahankan atau meningkatkan fleksibilitas otot dan jaringan ikat di sekitar sendi. Dengan begitu, otot dan jaringan ikat akan tetap lentur dan fleksibel.
2. Memperbaiki Koordinasi Tubuh
Latihan isotonik sering melibatkan gerakan tubuh yang kompleks sehingga memerlukan koordinasi antara berbagai kelompok otot. Ini dapat membantu Anda meningkatkan kemampuan koordinasi tubuh yang penting untuk pergerakan fungsional sehingga Anda dapat melakukan gerakan sehari-hari dengan mudah dan efisien.
3. Meningkatkan Kesehatan dan Kapasitas Kardiorespirasi
Jantung, pembuluh darah, dan sistem pernapasan akan semakin sehat karena latihan isotonik melibatkan gerakan yang dinamis dan berulang sehingga detak jantung dan aliran pernapasan meningkat.
Contoh Latihan Isometrik
- Plank
- Side Plank
- Bridge
- Wall Sit
- Squat Hold
- Dead Hang
- Isometric Squat
- Overhead Hold
- V-sit
- Calf Raise and Hold
- Chair Pose
Baca Juga:
Cara Melakukan Mountain Climbers dengan Benar
Contoh Latihan Isotonik
- Squat
- Push-up
- Pull-up
- Bench Press
- Deadlift
- Bicep Curl
- Tricep Dip
- Leg Press
Kesimpulan
Dari apa yang sudah kita bahas di atas maka bisa ditarik kesimpulan bahwa perbedaan isometrik dan isotonik adalah pada jenis gerakan dan manfaatnya.
Isometrik adalah jenis latihan di mana otot mengalami kontraksi tanpa pergerakan sendi, sedangkan isotonik melibatkan pergerakan sendi. Isotonik sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu kontraksi eksentrik (otot meregang saat melawan gravitasi) dan kontraksi konsentrik (otot memendek saat melawan beban).
Kedua jenis latihan ini memiliki manfaat yang berbeda. Isometrik membantu meningkatkan kekuatan otot secara spesifik dan stabilitas sendi serta cocok dilakukan saat gerakan fisik terbatas. Sementara itu, latihan isotonik meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, koordinasi tubuh, dan kesehatan kardiorespirasi.
Tidak perlu memilih mana yang lebih baik bagi tubuh. Selama Anda tidak memiliki keluhan atau penyakit tertentu, mengombinasikan kedua jenis latihan tersebut akan sangat bagus untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran otot Anda. Jadi, selamat mencoba.